LAPORAN KIMIA
MENGUKUR TITIK
BEKU LARUTAN
Disusun
oleh :
·
Ineke
Hardiyanti U
SMA MARYAM SURABAYA
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
MENGUKUR TITIK BEKU LARUTAN
I.
TUJUAN
Menentukan titik beku larutan, penurutan titik beku larutan, dan faktor –
faktor yang mempengaruhinya.
II.
DASAR TEORI
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat
terlarut tetapi hanya bergantung pada konsentrasi pertikel zat
terlarutnya. Sifat koligatif larutan terdiri dari dua jenis, yaitu sifat
koligatif larutan
elektrolit dan sifat koligatif larutan
nonelektrolit.
Molalitas dan Fraksi Mol
Dalam larutan, terdapat beberapa sifat zat yang hanya
ditentukan oleh banyaknya partikel zat terlarut. Oleh karena sifat koligatif
larutan ditentukan oleh banyaknya partikel zat terlarut, maka perlu diketahui
tentang konsentrasi
larutan.
Molalitas
(m)
Molalitas (kemolalan) adalah jumlah mol
zat terlarut dalam 1 kg (1000 gram) pelarut. Molalitas didefinisikan dengan
persamaan berikut :
·
Keterangan :
m = molalitas larutan (mol / kg)
n = jumlah mol zat terlarut (g / mol)
P = massa pelarut (g)
Fraksi Mol
Fraksi mol merupakan satuan konsentrasi
yang semua komponen larutannya dinyatakan berdasarkan mol. Fraksi mol komponen
, dilambangkan dengan
adalah jumlah mol komponen
dibagi dengan jumlah mol semua komponen dalam larutan. Fraksi
mol
adalah
dan seterusnya. Jumlah fraksi mol dari semua komponen adalah
1. Persamaannya dapat ditulis. Molalitas didefinisikan dengan persamaan
berikut:
Sifat Koligatif Larutan
Nonelektrolit
Meskipun sifat koligatif melibatkan
larutan, sifat koligatif tidak bergantung pada interaksi antara molekul pelarut
dan zat terlarut, tetapi bergatung pada jumlah zat terlarut yang larut pada suatu
larutan. Sifat koligatif terdiri dari penurunan tekanan uap, kenaikan titik
didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmotik.
Penurunan Tekanan
Uap
Molekul - molekul zat cair yang
meninggalkan permukaan menyebabkan adanya tekanan uap
zat cair. Semakin mudah molekul - molekul
zat cair berubah menjadi uap, makin tinggi pula tekanan uapzat cair. Apabila
tekanan zat cair tersebut dilarutkan oleh zat terlarut yang tidak menguap, maka
partikel - partikel zat terlarut ini akan mengurangi penguapan molekul - molekul zat cair. Laut mati adalah contoh dari terjadinya
penurunan tekanan uap pelarut oleh zat terlarut yang tidak mudah menguap. Air
berkadar garam sangat tinggi ini terletak di daerah gurun
yang sangat panas dan kering, serta tidak berhubungan dengan laut
bebas, sehingga konsentrasi zat terlarutnya semakin tinggi. Persamaan penurunan
tekanan uap dapat ditulis :
P0 - P
P0 > P
·
Keterangan :
P0 = tekanan uap zat cair murni
P = tekanan uap larutan
Pada tahun 1808, Marie Francois Raoult
seorang kimiawan asal Perancis melakukan percobaan mengenai
tekanan uap jenuh larutan, sehingga ia menyimpulkan tekanan uap jenuh larutan
sama dengan fraksi mol pelarut dikalikan dengan tekanan uap jenuh pelarut
murni. Persamaan penurunan tekanan uap dapat ditulis. Kesimpulan ini dikenal
dengan Hukum Raoult dan dirumuskan dengan.
Persamaan penurunan tekanan uap dapat ditulis :
P = P0 x Xp
= P0
x Xt
·
Keterangan :
P = tekanan uap jenuh larutan
P0 = tekanan uap jenuh pelarut
murni
Xp = fraksi mol zat pelarut
Xt = fraksi mol zat terlarut
Kenaikan Titik
Didih
Titik didih zat cair adalah suhu
tetap pada saat zat cair mendidih. Pada suhu ini, tekanan uap zat cair sama
dengan tekanan udara di sekitarnya. Hal ini menyebabkan terjadinya penguapan di
seluruh bagian zat cair. Titik didih zat cair diukur pada tekanan 1 atmosfer.
Dari hasil penelitian, ternyata titik didih larutan selalu lebih tinggi dari
titik didih pelarut murninya. Hal ini disebabkan adanya partikel - partikel zat
terlarut dalam suatu larutan menghalangi peristiwa penguapan partikel -
partikel pelarut. Oleh karena itu, penguapan partikel - partikel pelarut
membutuhkan energi yang lebih besar. Perbedaan titik
didih larutan dengan titik didih pelarut murni di sebut kenaikan titik didih
yang dinyatakan dengan (
). Persamaannya dapat ditulis :
·
Keterangan :
Tb = kenaikan titik didih
kb = tetapan kenaikan titik didih molal
m = massa zat terlarut
Mr = massa molekul relative
Penurunan Titik Beku
Adanya zat terlarut dalam larutan akan
mengakibatkan titik beku larutan lebih kecil daripada titik beku pelarutnya.
Persamaannya dapat ditulis sebagai berikut :
·
Keterangan :
Tf = penurunan titik beku
kf = penurunan titik beku molal
m = molal larutan
Mr = massa molekul relatif
Tekanan Osmotik
Tekanan osmotik adalah gaya yang
diperlukan untuk mengimbangi desakan zat pelarut yang melalui selaput
semipermiabel ke dalam larutan. Membran semipermeabel adalah suatu selaput yang
dapat dilalui molekul - molekul pelarut dan tidak dapat dilalui oleh zat
terlarut. Menurut Van't Hoff, tekanan osmotik larutan dirumuskan:
·
Keterangan :
= tekanan osmotik
M = molaritas larutan
R = tetapan gas ( 0,082 )
T = suhu mutlak
Sifat Koligatif Larutan Elektrolit
Pada konsentrasi yang sama, sifat
koligatif larutan elektrolit memliki nilai yang lebih besar daripada sifat
koligatif larutan non elektrolit. Banyaknya partikel zat terlarut hasil reaksi
ionisasi larutan elektrolit dirumuskan dalam faktor Van't Hoff.
Perhitungan sifat koligatif larutan elektrolit selalu dikalikan dengan faktor
Van't Hoff :
·
Keterangan :
= faktor Van't Hoff
n = jumlah koefisien kation
= derajat ionisasi
Penurunan Tekanan
Uap Jenuh
Rumus penurunan tekanan uap jenuh dengan
memakai faktor Van't Hoff adalah :
=P0
Kenaikan Titik Didih
Persamaannya adalah:
=
Penurunan Titik
Beku
Persamaannya adalah:
=
Tekanan Osmotik
Persamaannya
adalah :
=
Titik beku larutan adalah suhu pada P tertentu dimana terjadi
perubahan wujud zat cair ke zat padat. Pada
tekanan 1 atm , air membeku pada suhu 0 °C karena pada suhu itu tekanan uap air
sama dengan tekanan uap es. Selisih antara titik beku pelarut dengan titik beku
larutan disebut penurunan titik beku (Δ Tf =freezing point depression).
Pada percobaan ini ditunjukkan bahwa penurunan titik beku tidak bergantung
pada jenis zat terlarut, tetapi hanya pada
konsentrasi partikel dalam larutan. Oleh karena itu, penurunan titik beku
tergolong sifat koligatif.
III.
ALAT DAN BAHAN
1. Gelas
kimia 500ml
2. Tabung
reaksi
3. Pengaduk
kaca
4. Gelas
ukur 10ml
5. Larutan
CO(NH2)2 1 M
6. Larutan
CO(NH2)2 2 M
7. Larutan
NaCl 1 M
8. Larutan
NaCl 2 M
9. Es
batu
10. Garam
Padat
IV.
CARA KERJA
1. Isi
gelas kimia dengan es batu yang telah di potong kecil-kecil sebanyak ¾ bagian
gelas kima 500ml dan tambahkan 3 sendok garam padat pada es batu tersebut.
2. Masukkan
500ml larutan CO(NH2)2 1
M ke dalam tabung reaksi, kemudian masukkan tabung tersebut ke dalam gelas
kimia pada langkah 1.
3. Aduk
larutan CO(NH2)2 yang ada pada tabung reaksi hingga membeku.
4. Keluarkan
tabung reaksi dan biarkan larutan beku di dalamnya meleleh sebagian.
5. Ganti
pengaduk dengan thermometer.
6. Ukur
suhu yang tetap dari campuran zat padat dan zat cair dalam tabung tersebut dan
catat suhu titik beku larutan.
7. Ulangi
cara diatas untuk mencari titik beku larutan CO(NH2)2 2 M , Larutan NaCl 1 M ,
Larutan
NaCl 2 M
V.
TABEL HASIL PENGAMATAN
Zat Terlarut
|
Kemolalan
|
Titik Beku
|
Selisih titik beku air dengan larutan
|
Air
|
-
|
0°C
|
-
|
CO(NH2)2
|
1
|
-1 °C
|
1°C
|
CO(NH2)2
|
2
|
- 1°C
|
1°C
|
NaCl
|
1
|
-3 °C
|
3°C
|
NaCl
|
2
|
- 3°C
|
3°C
|
VI.
PERTANYAAN
1. Jelaskan
pengaruh kemolalan larutan terhadap titik beku :
1.Larutan
CO(NH2)2
2.Larutan
NaCl
2. Untuk
molalitas yang sama , jelaskan pengaruh NaCl (zat elekrolit) di bandingkan
dengan urea (zat non elekrolit) terhadap penurunan titik beku larutan!
3. Apa
fungsi penambahan garam pada es batu ?
4. Hitunglah
titik beku larutan menggunakan rumus!
5. Bandingkan
titik beku hasil percobaan dengan titik beku hasil perhitungan!
VII.
PEMBAHASAN
DAN JAWABAN
1. PEMBAHASAN
Larutan CO(NH2)2
1M yang di masukkan kedalam gelas kimia yang berisi es batu dan garam
setelah diukur suhunya adalah -1 °C. Suhu ini hampir sesuai dengan
hasil perhitungan titik beku larutan yaitu -1,86 °C. Larutan
CO(NH2)2 2M yang di masukkan kedalam gelas kimia yang
berisi es batu dan garam setelah diukur suhunya adalah -1 °C. Suhu ini kurang
sesuai dengan hasil perhitungan titik beku larutan yaitu -3,72 °C.
Larutan NaCl 1M yang di masukkan kedalam gelas kimia yang berisi es
batu dan garam setelah diukur suhunya adalah -3 °C. Suhu ini hampir
sesuai dengan hasil perhitungan titik beku larutan yaitu -3,72 °C.
Larutan NaCl 2M yang di masukkan kedalam gelas kimia yang berisi es
batu dan garam setelah diukur suhunya adalah -3 °C. Suhu ini kurang
sesuai dengan hasil perhitungan titik beku larutan yaitu -7,44 °C.
Dari data di atas
dapat diketahui bahwa pada kemolalan yang sama, larutan elektrolit (NaCl)
memiliki titik beku yang lebih rendah dibandingkan dengan larutan non
elektrolit {CO(NH2)2}. Hal ini dikarenakan, larutan elektrolit memiliki sifat
koligatif larutan, yaitu kenaikan titik didih dan penurunan titik beku yang
lebih besar dari pada larutan non elektrolit pada konsentarsi yang sama. Selain
itu, suatu zat elektrolit akan mengalami disosiasi (penguraian) menjadi ion-ion
(anion kation) dalam larutan. Garam dapur (NaCl) merupakan zat elektrolit, dan
di dalam larutan NaCl akan mengalami ionisasi menjadi Na+ dan Cl-. Sedangkan
urea CO(NH2)2 merupakan zat non elektrolit yang dalam larutannya terdiri dari
molekul-molekul urea dengan konsentrasi tetap. Oleh karena larutan elektrolit
mengalami ionisasai, sehingga memiliki jumlah partikel yang lebih banyak dari
pada larutan non elektrolit, maka sifat koligatif NaCl berbeda dengan sifat
koligatif CO(NH2)2. hal tersebut menandakan bahwa semakin besar kemolalan suatu
larutan maka semakin rendah titik beku larutannya dan semakin besar penurunan
titik bekunya. Diketahui juga bahwa air memiliki titik beku terbesar dari semua
larutan. Ini dikarenakan sebagian partikel air dan sebagian partikel – partikel
terlarut membentuk ikatan baru. Penambahan zat terlarut dalam pelarut akan
mengakibatkan peningkatan konsentrasi yang mengakibatkan semakin rendah titik
bekunya
2. JAWABAN
1.
Pengaruh kemolalan urea dan garam terhadap :
a. Titik beku larutan urea dan garam.
Semakin tinggi kemolalan urea, semakin
rendah titik bekunya. Semakin tinggi kemolalan NaCl, semakin rendah
titik bekunya karena larutan NaCl merupakan larutan elektrolit sehingga terurai
atas ion – ion.
b. Penurunan titik beku larutan urea dan garam.
Semakin tinggi kemolalan larutan urea maka
semakin besar perbedaan penurunan titik beku karena kemolalan sebanding dengan
penurunan titik beku. Semakin tinggi kemolalan NaCl, semakin besar
penurunan titik beku karena selain dipengaruhi kemolalan, penurunan titik beku
juga dipengaruhi oleh jenis larutannya yakni apakah elektrolit atau non
elektrolit.
2.
Titik beku larutan NaCl lebih rendah dari larutan urea. Begitu juga dengan
penurunan titik beku larutan, penurunan titik beku larutan NaCl lebih besar
daripada penurunan titik beku larutan urea, karena NaCl merupakan larutan
elektrolit yang mempunyai energy ionisasi (derajat ionisasi) yang menyebabkan
nilai penurunan titik beku larutan semakin besar jika dibandingkan dengan
larutan urea yang merupakan larutan non elektrolit yang tidak meng-ion sehingga
tidak memiliki derajat ionisasi. Hal ini sesuai dengan hukum Van’t Hoff.
3.
Penambahan garam dalam es batu akan mengakibatkan peningkatan konsentrasi yang
mengakibatkan semakin rendah titik bekunya.
4. ΔTf urea =M x Kf
=1M x 1,860 C/m
=1,860C
Tf = -1,860C
ΔTf urea =M x Kf
=2M x 1,860 C/m
=3,72 0C
Tf = -3,72 0C
ΔTf NaCl =Mx Kf x i
=1M x 1,860 C/m x 2
=3,720C
Tf = -3,72 0C
ΔTf NaCl =M x Kf x i
=2M x 1,860 C/m x 2
=7,44 0C
Tf
= -3,72 0C
5.
Perbandingan antara titik beku NaCl dan CO(NH2)2 menurut percobaan dan perhitungan ada yang
hampir sesuai, dan ada pula yang Kurang sesuai.berikut perbandingannya :
Zat Terlarut
|
Tf
perhitungan
|
Tf percobaan
|
Keterangan
|
CO(NH2)2 1M
|
-1,86°C
|
-1 °C
|
Hampir
sesuai
|
CO(NH2)2
2M
|
-3,72°C
|
- 1°C
|
Kurang
sesuai
|
NaCl 1M
|
-3,72°C
|
-3 °C
|
Hampir
sesuai
|
NaCl 2M
|
-7,44°C
|
- 3°C
|
Kurang
sesuai
|
Kekurang sesuaian titik beku larutan CO(NH2)2 2M
dan NaCl 2M menurut percobaan dan
perhitungan di sebabkan oleh : kurangnya waktu, dan kurangnya penambahan garam.
pada es batu. Sehingga percobaan kurang maksimal.
VIII.
KESIMPULAN
1.Makin besar molalitas larutan, makin tinggi
penurunan titik beku larutan
2. Penurunan titik beku larutan (Tf)
berbanding lurus dengan molalitas larutan
3.Titik beku pelarut murni lebih tinggi
daripada titik beku larutan
4.Titik beku larutan elektrolit lebih rendah
daripada larutan non elektrolit pada kemolalan yang sama
5.Semakin kecil konsentrasi larutan, jarak
antarion semakin besar dan ion – ion semakin bebas
6.Untuk konsentrasi yang sama, larutan
elektrolit mengandung jumlah partikel lebih banyak daripada larutan non
elektrolit
7.Larutan elektrolit mempunyai sifat koligatif
lebih besar daripada sifat koligatif non elektrolit
8.Semakin tinggi kemolalan maka semakin rendah
titik bekunya
9.Semakin tinggi kemolalan maka semakin besar
perbedaan penurunan titik beku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar